LAPORAN BERBAGI PRAKTIK BAIK KKA
"Kampanye Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS) dengan Menerapkan Teknologi Kecerdasan Artifisial (AI)"
1. Latar Belakang Masalah
Kesadaran siswa dalam menjaga lingkungan sekolah masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari kebiasaan sebagian siswa yang masih membuang sampah sembarangan, belum membiasakan diri memilah sampah, serta kurangnya keterlibatan mereka dalam kegiatan peduli lingkungan.
Selain itu, kampanye lingkungan yang dilakukan di sekolah masih bersifat konvensional, seperti penyampaian lisan saat upacara atau pemasangan poster manual, sehingga kurang menarik perhatian siswa. Di sisi lain, perkembangan teknologi yang pesat, khususnya kecerdasan artifisial (AI), belum banyak dimanfaatkan dalam pembelajaran maupun kampanye lingkungan hidup.
Praktik baik ini penting dilakukan untuk:
- Meningkatkan kesadaran dan kepedulian siswa terhadap lingkungan hidup.
- Memberikan pengalaman belajar berbasis teknologi dan proyek nyata.
- Mengintegrasikan nilai Adiwiyata dengan keterampilan digital abad 21.
- Menumbuhkan kreativitas siswa melalui pemanfaatan media digital interaktif berbasis AI.
Dengan demikian, masalah rendahnya kepedulian lingkungan di sekolah sekaligus kurangnya penerapan teknologi dalam pembelajaran dapat diatasi secara bersamaan melalui praktik baik ini.
2. Tantangan yang Dihadapi
Dalam pelaksanaan praktik baik ini, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi, baik dari sisi sekolah, guru, maupun murid:
- Fasilitas digital yang masih terbatas, seperti jumlah perangkat komputer/chromebook yang belum mencukupi.
- Akses internet di sekolah yang kadang tidak stabil sehingga menghambat penggunaan aplikasi berbasis AI.
- Belum adanya program rutin yang mengintegrasikan teknologi digital dengan kampanye lingkungan.
b. Tantangan dari Guru
- Guru perlu beradaptasi dengan perkembangan teknologi baru, khususnya penggunaan aplikasi AI untuk desain poster atau pembuatan video.
- Waktu pembelajaran yang terbatas membuat guru harus pintar mengatur agar target pembelajaran dan proyek kampanye dapat tercapai.
- Membutuhkan kreativitas dalam menghubungkan materi pembelajaran dengan isu lingkungan hidup agar tetap kontekstual.
c. Tantangan dari Murid
- Sebagian siswa masih pasif dalam mengikuti kegiatan, cenderung hanya bergantung pada teman yang lebih aktif.
- Keterampilan digital siswa tidak merata; ada yang sudah terbiasa menggunakan aplikasi desain, tetapi ada juga yang masih pemula.
- Motivasi siswa untuk peduli lingkungan masih rendah, sehingga perlu strategi khusus agar mereka lebih terlibat dan merasa memiliki program ini.
3. Solusi yang Diterapkan
Untuk mengatasi tantangan yang ada, diterapkan sebuah praktik baik dengan nama:
“Kampanye Ramah Lingkungan dengan Digital AI”
1. Pemanfaatan Media Digital Berbasis AI
- Siswa membuat poster kampanye lingkungan dengan aplikasi desain Canva Edu berbasis AI.
- Siswa memproduksi video pendek menggunakan tools AI sederhana (misalnya text-to-video atau AI video editor).
2. Pendekatan Kolaboratif
- Guru membentuk kelompok heterogen agar siswa dengan kemampuan digital berbeda dapat saling membantu.
- Melibatkan siswa aktif sebagai tutor sebaya bagi teman yang masih kesulitan menggunakan aplikasi.
3. Strategi Pembelajaran Inovatif
4. Optimalisasi Sumber Daya yang Ada
- Memanfaatkan laptop dan ponsel pintar siswa yang tersedia.
- Menggunakan aplikasi AI gratis/versi trial untuk efisiensi.
5. Penguatan Nilai Peduli Lingkungan
- Karya kampanye siswa dipresentasikan di kelas dan dipublikasikan di media sosial sekolah.
- Memberikan penghargaan simbolis kepada kelompok dengan karya paling inspiratif untuk meningkatkan motivasi.
Dengan solusi ini, siswa tidak hanya belajar tentang pentingnya menjaga lingkungan, tetapi juga mengasah kreativitas, keterampilan digital, dan kolaborasi.
4. Capaian-capaian yang Berhasil Diraih
Pelaksanaan praktik baik “Kampanye Ramah Lingkungan dengan Digital AI” menghasilkan beberapa capaian penting, baik dari sisi proses maupun hasil, yaitu:
a. Persiapan
- Menyusun modul ajar berbasis proyek (PjBL) yang mengintegrasikan teknologi AI dan tema lingkungan.
- Menyiapkan perangkat digital (laptop, ponsel pintar) serta aplikasi AI gratis untuk desain poster dan editing video.
- Membentuk kelompok belajar heterogen agar keterampilan siswa bisa saling melengkapi.
b. Pelaksanaan
- Siswa aktif merancang poster digital dan video kampanye dengan tema peduli lingkungan.
- Guru membimbing kelompok secara bergiliran, memberikan pertanyaan pemantik, dan memfasilitasi diskusi.
- Hasil karya siswa dipresentasikan di kelas, didiskusikan bersama, lalu dipublikasikan di media sosial sekolah.
c. Strategi Pembelajaran Inovatif
- Penerapan Project Based Learning (PjBL) membuat siswa belajar melalui pengalaman nyata.
- Pemanfaatan AI dalam pembuatan media kampanye meningkatkan kreativitas siswa.
- Refleksi bersama setelah presentasi memperkuat kemampuan berpikir kritis dan komunikasi.
d. Pemanfaatan Sumber Daya Secara Efektif
- Optimalisasi penggunaan perangkat siswa (HP/laptop) dan jaringan internet sekolah.
- Pemanfaatan aplikasi AI gratis/trial untuk efisiensi.
- Dukungan dari guru lain dalam memberikan masukan terhadap karya siswa.
e. Dampak Positif terhadap Pembelajaran
- Siswa lebih kreatif, inovatif, dan percaya diri dalam menyampaikan ide.
- Kesadaran siswa terhadap pentingnya menjaga lingkungan meningkat.
- Guru mendapatkan pengalaman baru dalam memadukan teknologi AI dengan pendidikan lingkungan.
Sekolah mendapatkan karya kampanye lingkungan yang menarik dan bisa menjadi media edukasi bagi warga sekolah.
5. Hasil dan Dampak
Pelaksanaan praktik baik “Eco-Campaign Digital dengan AI” memberikan hasil nyata serta dampak positif bagi siswa, guru, maupun sekolah, di antaranya:
a. Hasil
- Tercipta berbagai karya kreatif berupa poster digital dan video kampanye lingkungan yang menarik, edukatif, dan sesuai konteks sekolah.
- Siswa mampu menggunakan aplikasi berbasis AI untuk mendukung pembelajaran, khususnya dalam kampanye lingkungan.
- Tumbuhnya budaya kolaborasi antara siswa dalam kelompok, serta antara guru dengan siswa dalam mengembangkan ide kampanye.
b. Dampak terhadap Siswa
- Kesadaran lingkungan meningkat: siswa mulai lebih disiplin dalam memilah sampah dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
- Keterampilan digital berkembang: siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik langsung menggunakan teknologi AI.
- Motivasi belajar bertambah: siswa lebih antusias karena pembelajaran bersifat aplikatif, kreatif, dan sesuai dengan dunia mereka.
c. Dampak terhadap Guru
- Guru semakin terbiasa menggunakan teknologi AI sebagai bagian dari strategi pembelajaran.
- Guru mendapatkan pengalaman dalam menerapkan model Project Based Learning (PjBL) berbasis teknologi.
- Adanya refleksi bersama menjadikan guru lebih terbuka terhadap umpan balik untuk perbaikan pembelajaran.
d. Dampak terhadap Sekolah
- Sekolah memperoleh media kampanye lingkungan yang dapat dipajang di ruang publik dan media sosial sekolah.
- Citra sekolah sebagai sekolah peduli lingkungan sekaligus melek teknologi semakin kuat.
- Meningkatnya dukungan dan partisipasi warga sekolah dalam mendukung program Adiwiyata.
6. Kesimpulan dan Saran

Praktik baik “Kampanye Ramah Lingkungan dengan Digital AI” berhasil menjawab tantangan rendahnya kepedulian siswa terhadap lingkungan sekaligus keterampilan mereka dalam memanfaatkan teknologi digital. Melalui penerapan pembelajaran berbasis proyek dengan dukungan aplikasi AI, siswa mampu menghasilkan karya kreatif berupa poster dan video kampanye lingkungan yang berdampak positif bagi sekolah.
Keberhasilan utama praktik baik ini adalah:
- Meningkatkan kesadaran siswa dalam menjaga lingkungan.
- Mengembangkan keterampilan digital abad 21 melalui pemanfaatan AI.
- Mendorong kolaborasi aktif antara siswa dan guru.
- Menguatkan citra sekolah sebagai sekolah peduli lingkungan dan adaptif terhadap teknologi.
Saran
- Untuk Guru: Perlu terus mengasah keterampilan digital dan kreativitas dalam mengintegrasikan teknologi dengan pembelajaran kontekstual.
- Untuk Siswa: Diharapkan terus menjaga kepedulian terhadap lingkungan dan memanfaatkan teknologi secara positif.
- Untuk Sekolah: Perlu menyediakan sarana pendukung yang lebih memadai, terutama perangkat digital dan akses internet stabil.
- Untuk Sekolah Lain: Praktik baik ini dapat direplikasi dengan menyesuaikan kondisi sekolah masing-masing, terutama dalam penggunaan AI untuk kampanye lingkungan.
Dengan demikian, praktik baik ini dapat menjadi inspirasi dalam mengintegrasikan pendidikan lingkungan dengan teknologi digital, sehingga pembelajaran lebih bermakna, inovatif, dan berdampak nyata. Semua ini hasil tindak lanjut OJT 1 - 3 Pelatihan KKA yang di implementasikan di satuan pendidikan SMP Negeri 3 Songgon Satu Atap.
LAMPIRAN
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar