Jumat, 10 Oktober 2025

Kegiatan Jumat Cerdas

Pada hari Jumat, kegiatan kokurikuler Jumat Karakter di SMP Negeri 3 Songgon dilaksanakan dengan tema “Jumat Cerdas” melalui kegiatan Jumat Literasi yang berfokus pada materi membaca berita. Kegiatan ini bertempat di Aula Sekolah dan diikuti oleh seluruh siswa kelas 7, 8, dan 9 dengan antusias.

Acara dibuka dengan pengantar dan sambutan dari Bapak Abdul Haris Hairu, S.Kom, selaku Wakil Kepala Urusan Kurikulum sekaligus fasilitator kegiatan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan pentingnya literasi informasi di era digital dan memperkenalkan dan penguatan 8 Dimensi Profil Kelulusan sebagai dasar penguatan karakter siswa.

Selanjutnya, kegiatan dipandu oleh Ibu Della Gusfitriyana, S.Pd, selaku pengelola perpustakaan sekolah, yang membuka serta memandu jalannya acara. Narasumber utama dalam kegiatan ini adalah Ibu Aris Setyorini, S.Pd, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sekaligus koordinator tim literasi sekolah. Beliau memberikan materi tentang teknik membaca berita yang baik, melatih artikulasi, intonasi, dan sikap percaya diri saat tampil di depan umum.

Setelah penyampaian materi, siswa dibagi dalam kelompok berpasangan untuk menulis berita sederhana berdasarkan topik yang mereka tentukan sendiri. Setiap pasangan kemudian mempresentasikan hasil tulisannya di depan peserta lain sebagai bentuk latihan dan apresiasi.

Menambah semangat kegiatan, salah satu siswa kelas 7, Ribka, turut menampilkan perform membaca berita secara langsung di hadapan peserta. Penampilan Ribka mendapat perhatian khusus karena ia akan mewakili sekolah dalam Lomba Membaca Berita yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi pada hari Sabtu berikutnya.

Kegiatan Jumat Cerdas Literasi ini berlangsung dengan penuh semangat dan edukatif. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar menulis dan membaca berita, tetapi juga mengasah kemampuan komunikasi, kerja sama, dan berpikir kritis-selaras dengan nilai-nilai 8 Dimensi Profil Kelulusan.

Senin, 06 Oktober 2025

Hari Pertama Kegiatan Sumatif Tengah Semester Ganjil 2025/2026


SMP Negeri 3 Songgon kembali melaksanakan kegiatan Pekan Sumatif Tengah Semester (STS) Ganjil Tahun Pelajaran 2025/2026 yang dimulai pada tanggal 6 hingga 11 Oktober 2025. Kegiatan ini menjadi salah satu agenda rutin sekolah dalam rangka mengukur capaian hasil belajar peserta didik selama setengah semester.

Pembukaan kegiatan dilaksanakan pada Senin, 6 Oktober 2025, bertempat di halaman sekolah melalui apel pagi dan doa bersama. Acara berlangsung dengan khidmat dan penuh semangat. Dalam kesempatan tersebut, Ketua Panitia sekaligus Wakaur Kurikulum, Bapak Abdul Haris Hairu, S.Kom, menyampaikan sambutan pembuka. Beliau berpesan agar seluruh siswa mengikuti kegiatan STS dengan jujur, disiplin, dan percaya diri sebagai bentuk tanggung jawab terhadap hasil belajar masing-masing.

Apel pagi diikuti oleh seluruh siswa dari kelas 7, 8 dan 9, beserta dewan guru serta staf sekolah. Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pelaksanaan ujian pada masing-masing ruang kelas yang telah ditentukan. Suasana sekolah tampak tertib dan kondusif, dengan siswa-siswi yang tampak fokus dalam mengerjakan soal.

Selama sepekan pelaksanaan STS, guru-guru pengawas turut mengingatkan pentingnya kejujuran akademik dan semangat belajar. Pihak sekolah berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana evaluasi hasil belajar, tetapi juga menjadi momen pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab bagi seluruh peserta didik SMP Negeri 3 Songgon.

Dengan semangat kebersamaan dan doa bersama di awal kegiatan, diharapkan seluruh siswa dapat meraih hasil terbaik dan terus berprestasi demi mewujudkan visi sekolah: “Berkarakter, Berprestasi, dan Berwawasan Lingkungan.”

***


Pekan Sumatif Tengah Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2025/2026

 


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi, salam sejahtera, salam damai dan harmoni bagi kita semua.

Yang saya hormati Bapak/Ibu guru dan tenaga kependidikan SMP Negeri 3 Songgon,
Yang saya banggakan seluruh peserta didik kelas 7, 8, dan 9,

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, pada pekan ini kita dapat melaksanakan Kegiatan Sumatif Tengah Semester (STS) Ganjil Tahun Pelajaran 2025/2026, yang akan berlangsung tanggal 6 sampai dengan 11 Oktober 2025.


Bapak/Ibu dan anak-anakku sekalian,
Kegiatan STS bukan hanya sekadar ujian untuk memperoleh nilai, tetapi merupakan bagian penting dari proses belajar yang menilai sejauh mana pemahaman, keterampilan, dan sikap kalian selama mengikuti pembelajaran di paruh pertama semester ini. Melalui kegiatan ini, kita semua diingatkan untuk terus meningkatkan disiplin, kejujuran, dan semangat belajar.

Kepada seluruh peserta didik,
Bapak/Ibu berharap kalian mengikuti STS dengan penuh tanggung jawab, percaya diri, dan jujur. Jadikan kegiatan ini sebagai ajang untuk mengukur kemampuan diri dan memperbaiki cara belajar. Ingatlah bahwa nilai yang baik lahir dari usaha yang sungguh-sungguh dan kejujuran yang dijaga.

Kepada Bapak/Ibu guru,
Terima kasih atas segala upaya dan dedikasi dalam mempersiapkan perangkat, soal, serta bimbingan kepada peserta didik. Semoga kerja sama kita dapat membuat kegiatan ini berjalan tertib, lancar, dan bermakna.

Mari kita bersama-sama menyukseskan Pekan Sumatif Tengah Semester Ganjil ini dengan semangat kebersamaan, kedisiplinan, dan kejujuran. Semoga seluruh kegiatan berjalan dengan baik, menghasilkan evaluasi yang objektif, serta menjadi langkah menuju peningkatan kualitas pembelajaran di SMP Negeri 3 Songgon.

Demikian yang dapat saya sampaikan.
Terima kasih atas perhatian dan kerja samanya.
Semoga Allah SWT senantiasa meridai setiap langkah kita.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


SMP Negeri 3 Songgon, 5 Oktober 2025
Kepala Sekolah / Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

***

Sabtu, 04 Oktober 2025

Laporan Hasil Pengisian SULINGJAR SMP Negeri 3 Songgon

Kegiatan pengisian SULINGJAR (Survei Lingkungan Belajar dan Penilaian Diri Guru serta Kepala Sekolah) bagi Guru dan Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Songgon telah dilaksanakan dengan lancar dan tuntas.

Pengisian dilakukan secara mandiri melalui laman resmi https://dashboardslb.kemdikbud.go.id, sebagai bagian dari program evaluasi pendidikan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Seluruh guru dan Kepala Sekolah berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Dengan koordinasi yang baik antara pihak sekolah dan tim operator, proses pengisian dapat diselesaikan 100% tepat waktu pada tanggal 4 Oktober 2025.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai lingkungan belajar, kepemimpinan, serta praktik pembelajaran yang diterapkan di SMP Negeri 3 Songgon. Hasil survei diharapkan menjadi bahan refleksi dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah.


Dengan selesainya kegiatan pengisian SULINGJAR ini, SMP Negeri 3 Songgon menunjukkan komitmennya dalam mendukung pelaksanaan program pendidikan nasional dan upaya peningkatan kualitas pembelajaran yang berkelanjutan.

***

Selasa, 30 September 2025

Laporan Berbagi Praktik Baik KKA

LAPORAN BERBAGI PRAKTIK BAIK KKA


Judul Praktik Baik
"Kampanye Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS) dengan Menerapkan Teknologi Kecerdasan Artifisial (AI)"

1. Latar Belakang Masalah
Kesadaran siswa dalam menjaga lingkungan sekolah masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari kebiasaan sebagian siswa yang masih membuang sampah sembarangan, belum membiasakan diri memilah sampah, serta kurangnya keterlibatan mereka dalam kegiatan peduli lingkungan.
Selain itu, kampanye lingkungan yang dilakukan di sekolah masih bersifat konvensional, seperti penyampaian lisan saat upacara atau pemasangan poster manual, sehingga kurang menarik perhatian siswa. Di sisi lain, perkembangan teknologi yang pesat, khususnya kecerdasan artifisial (AI), belum banyak dimanfaatkan dalam pembelajaran maupun kampanye lingkungan hidup.

Praktik baik ini penting dilakukan untuk:
  • Meningkatkan kesadaran dan kepedulian siswa terhadap lingkungan hidup.
  • Memberikan pengalaman belajar berbasis teknologi dan proyek nyata.
  • Mengintegrasikan nilai Adiwiyata dengan keterampilan digital abad 21.
  • Menumbuhkan kreativitas siswa melalui pemanfaatan media digital interaktif berbasis AI.
Dengan demikian, masalah rendahnya kepedulian lingkungan di sekolah sekaligus kurangnya penerapan teknologi dalam pembelajaran dapat diatasi secara bersamaan melalui praktik baik ini.

2. Tantangan yang Dihadapi
Dalam pelaksanaan praktik baik ini, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi, baik dari sisi sekolah, guru, maupun murid:

a. Tantangan dari Sekolah
  • Fasilitas digital yang masih terbatas, seperti jumlah perangkat komputer/chromebook yang belum mencukupi.
  • Akses internet di sekolah yang kadang tidak stabil sehingga menghambat penggunaan aplikasi berbasis AI.
  • Belum adanya program rutin yang mengintegrasikan teknologi digital dengan kampanye lingkungan.
b. Tantangan dari Guru
  • Guru perlu beradaptasi dengan perkembangan teknologi baru, khususnya penggunaan aplikasi AI untuk desain poster atau pembuatan video.
  • Waktu pembelajaran yang terbatas membuat guru harus pintar mengatur agar target pembelajaran dan proyek kampanye dapat tercapai.
  • Membutuhkan kreativitas dalam menghubungkan materi pembelajaran dengan isu lingkungan hidup agar tetap kontekstual.
c. Tantangan dari Murid
  • Sebagian siswa masih pasif dalam mengikuti kegiatan, cenderung hanya bergantung pada teman yang lebih aktif.
  • Keterampilan digital siswa tidak merata; ada yang sudah terbiasa menggunakan aplikasi desain, tetapi ada juga yang masih pemula.
  • Motivasi siswa untuk peduli lingkungan masih rendah, sehingga perlu strategi khusus agar mereka lebih terlibat dan merasa memiliki program ini.
3. Solusi yang Diterapkan
Untuk mengatasi tantangan yang ada, diterapkan sebuah praktik baik dengan nama:

“Kampanye Ramah Lingkungan dengan Digital AI”

Solusi yang dijalankan meliputi:
1. Pemanfaatan Media Digital Berbasis AI
  • Siswa membuat poster kampanye lingkungan dengan aplikasi desain Canva Edu berbasis AI.
  • Siswa memproduksi video pendek menggunakan tools AI sederhana (misalnya text-to-video atau AI video editor).
2. Pendekatan Kolaboratif
  • Guru membentuk kelompok heterogen agar siswa dengan kemampuan digital berbeda dapat saling membantu.
  • Melibatkan siswa aktif sebagai tutor sebaya bagi teman yang masih kesulitan menggunakan aplikasi.
3. Strategi Pembelajaran Inovatif
  • Menggunakan pendekatan Project Based Learning (PjBL), di mana siswa bekerja dalam proyek nyata kampanye lingkungan.
  • Mengintegrasikan refleksi kelas dan umpan balik sejawat agar hasil karya lebih baik.
4. Optimalisasi Sumber Daya yang Ada
  • Memanfaatkan laptop dan ponsel pintar siswa yang tersedia.
  • Menggunakan aplikasi AI gratis/versi trial untuk efisiensi.
5. Penguatan Nilai Peduli Lingkungan
  • Karya kampanye siswa dipresentasikan di kelas dan dipublikasikan di media sosial sekolah.
  • Memberikan penghargaan simbolis kepada kelompok dengan karya paling inspiratif untuk meningkatkan motivasi.
Dengan solusi ini, siswa tidak hanya belajar tentang pentingnya menjaga lingkungan, tetapi juga mengasah kreativitas, keterampilan digital, dan kolaborasi.

4. Capaian-capaian yang Berhasil Diraih
Pelaksanaan praktik baik “Kampanye Ramah Lingkungan dengan Digital AI” menghasilkan beberapa capaian penting, baik dari sisi proses maupun hasil, yaitu:

a. Persiapan
  • Menyusun modul ajar berbasis proyek (PjBL) yang mengintegrasikan teknologi AI dan tema lingkungan.
  • Menyiapkan perangkat digital (laptop, ponsel pintar) serta aplikasi AI gratis untuk desain poster dan editing video.
  • Membentuk kelompok belajar heterogen agar keterampilan siswa bisa saling melengkapi.
b. Pelaksanaan
  • Siswa aktif merancang poster digital dan video kampanye dengan tema peduli lingkungan.
  • Guru membimbing kelompok secara bergiliran, memberikan pertanyaan pemantik, dan memfasilitasi diskusi.
  • Hasil karya siswa dipresentasikan di kelas, didiskusikan bersama, lalu dipublikasikan di media sosial sekolah.
c. Strategi Pembelajaran Inovatif
  • Penerapan Project Based Learning (PjBL) membuat siswa belajar melalui pengalaman nyata.
  • Pemanfaatan AI dalam pembuatan media kampanye meningkatkan kreativitas siswa.
  • Refleksi bersama setelah presentasi memperkuat kemampuan berpikir kritis dan komunikasi.
d. Pemanfaatan Sumber Daya Secara Efektif
  • Optimalisasi penggunaan perangkat siswa (HP/laptop) dan jaringan internet sekolah.
  • Pemanfaatan aplikasi AI gratis/trial untuk efisiensi.
  • Dukungan dari guru lain dalam memberikan masukan terhadap karya siswa.
e. Dampak Positif terhadap Pembelajaran
  • Siswa lebih kreatif, inovatif, dan percaya diri dalam menyampaikan ide.
  • Kesadaran siswa terhadap pentingnya menjaga lingkungan meningkat.
  • Guru mendapatkan pengalaman baru dalam memadukan teknologi AI dengan pendidikan lingkungan.
Sekolah mendapatkan karya kampanye lingkungan yang menarik dan bisa menjadi media edukasi bagi warga sekolah.

5. Hasil dan Dampak
Pelaksanaan praktik baik “Eco-Campaign Digital dengan AI” memberikan hasil nyata serta dampak positif bagi siswa, guru, maupun sekolah, di antaranya:

a. Hasil
  • Tercipta berbagai karya kreatif berupa poster digital dan video kampanye lingkungan yang menarik, edukatif, dan sesuai konteks sekolah.
  • Siswa mampu menggunakan aplikasi berbasis AI untuk mendukung pembelajaran, khususnya dalam kampanye lingkungan.
  • Tumbuhnya budaya kolaborasi antara siswa dalam kelompok, serta antara guru dengan siswa dalam mengembangkan ide kampanye.
b. Dampak terhadap Siswa
  • Kesadaran lingkungan meningkat: siswa mulai lebih disiplin dalam memilah sampah dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
  • Keterampilan digital berkembang: siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik langsung menggunakan teknologi AI.
  • Motivasi belajar bertambah: siswa lebih antusias karena pembelajaran bersifat aplikatif, kreatif, dan sesuai dengan dunia mereka.
c. Dampak terhadap Guru
  • Guru semakin terbiasa menggunakan teknologi AI sebagai bagian dari strategi pembelajaran.
  • Guru mendapatkan pengalaman dalam menerapkan model Project Based Learning (PjBL) berbasis teknologi.
  • Adanya refleksi bersama menjadikan guru lebih terbuka terhadap umpan balik untuk perbaikan pembelajaran.
d. Dampak terhadap Sekolah
  • Sekolah memperoleh media kampanye lingkungan yang dapat dipajang di ruang publik dan media sosial sekolah.
  • Citra sekolah sebagai sekolah peduli lingkungan sekaligus melek teknologi semakin kuat.
  • Meningkatnya dukungan dan partisipasi warga sekolah dalam mendukung program Adiwiyata.
6. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan:
Praktik baik “Kampanye Ramah Lingkungan dengan Digital AI” berhasil menjawab tantangan rendahnya kepedulian siswa terhadap lingkungan sekaligus keterampilan mereka dalam memanfaatkan teknologi digital. Melalui penerapan pembelajaran berbasis proyek dengan dukungan aplikasi AI, siswa mampu menghasilkan karya kreatif berupa poster dan video kampanye lingkungan yang berdampak positif bagi sekolah.

Keberhasilan utama praktik baik ini adalah:
  • Meningkatkan kesadaran siswa dalam menjaga lingkungan.
  • Mengembangkan keterampilan digital abad 21 melalui pemanfaatan AI.
  • Mendorong kolaborasi aktif antara siswa dan guru.
  • Menguatkan citra sekolah sebagai sekolah peduli lingkungan dan adaptif terhadap teknologi.
Saran
  • Untuk Guru: Perlu terus mengasah keterampilan digital dan kreativitas dalam mengintegrasikan teknologi dengan pembelajaran kontekstual.
  • Untuk Siswa: Diharapkan terus menjaga kepedulian terhadap lingkungan dan memanfaatkan teknologi secara positif.
  • Untuk Sekolah: Perlu menyediakan sarana pendukung yang lebih memadai, terutama perangkat digital dan akses internet stabil.
  • Untuk Sekolah Lain: Praktik baik ini dapat direplikasi dengan menyesuaikan kondisi sekolah masing-masing, terutama dalam penggunaan AI untuk kampanye lingkungan.
Dengan demikian, praktik baik ini dapat menjadi inspirasi dalam mengintegrasikan pendidikan lingkungan dengan teknologi digital, sehingga pembelajaran lebih bermakna, inovatif, dan berdampak nyata. Semua ini hasil tindak lanjut OJT 1 - 3 Pelatihan KKA yang di implementasikan di satuan pendidikan SMP Negeri 3 Songgon Satu Atap.


LAMPIRAN



***

Kamis, 18 September 2025

Kegiatan Kisah Kembangwangi 2025

SMP Negeri 3 Songgon menggelar kegiatan Kisah Kembangwangi pada Kamis, 18 September 2025 bertempat di ruang Aula sekolah. Acara berlangsung khidmat dan penuh antusias, dihadiri oleh wali siswa kelas 7 sampai kelas 9, Paguyuban, Komite Sekolah, Kepala Sekolah, serta Bapak/Ibu guru.

Kegiatan diawali dengan paparan kemitraan sekolah yang disampaikan oleh Abdul Haris Hairu, S.Kom selaku narasumber. Dalam pemaparannya, beliau menekankan pentingnya sinergi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan.

Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan parenting session yang dipandu oleh Ibu Dra. Endah Retnowati. Beliau memberikan materi tentang pola asuh yang tepat bagi remaja usia sekolah menengah, termasuk strategi komunikasi efektif antara orang tua dan anak dalam menghadapi tantangan era digital. Para wali siswa tampak aktif menyimak bahkan terlibat dalam sesi tanya jawab.

Acara inti berupa penyampaian program sekolah disampaikan oleh Kepala SMP Negeri 3 Songgon bersama Komite Sekolah. Program yang dipaparkan meliputi penguatan karakter siswa, peningkatan kualitas pembelajaran, pengembangan sarana prasarana, hingga program kerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung mutu pendidikan.

Kehadiran wali siswa, paguyuban, serta komite sekolah pada kegiatan ini menunjukkan dukungan yang kuat terhadap kemajuan SMP Negeri 3 Songgon. Kepala sekolah menyampaikan apresiasinya atas partisipasi aktif seluruh pihak. “Melalui kegiatan Kisah Kembangwangi, kami berharap semakin terjalin kemitraan erat antara sekolah dan orang tua demi tercapainya pendidikan yang berkualitas,” ujarnya.

Kegiatan ditutup dengan doa bersama, menandai komitmen seluruh warga sekolah dan orang tua untuk bersama-sama mendukung program sekolah dalam mencetak generasi yang berkarakter, cerdas, dan berdaya saing. 

Senin, 15 September 2025

Pengisian Survei Lingkungan Belajar

 Selamat datang di laman pengisian Survei Lingkungan Belajar!


Selamat datang di laman Survei Lingkungan Belajar. Tujuan survei ini adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan belajar di satuan pendidikan di mana Anda bertugas. Silakan mengisi survei ini sesuai dengan kondisi yang sebenarnya berdasarkan pengalaman Anda selama satu tahun ajaran terakhir. Anda tidak perlu merasa khawatir, karena hasil survei ini tidak akan berpengaruh terhadap penilaian kinerja. Segala informasi dari pengisian survei ini akan dijaga kerahasian nya dan hanya akan dipergunakan untuk kepentingan survei. Atas partisipasinya, kami ucapkan terima kasih.

Berikut prosedur pengisian Survey Lingkungan Belajar

Survei Lingkungan Belajar wajib diisi oleh seluruh Kepala Satuan Pendidikan dan Guru yang terdaftar pada sistem pendataan Dapodik dan Emis

Kepala Satuan Pendidikan dan Guru dapat login menggunakan data yang tercetak pada kartu Login Sulingjar

Kartu login didapatkan dari proktor/operator pada satuan pendidikan masing-masing yang ditunjuk untuk mengakses dan mencetak kartu login pada halaman dashboard Sulingjar.

Halaman dashboard Sulingjar dapat diakses proktor/operator satuan pendidikan di https://dashboardslb.kemdikbud.go.id/

Waktu pengisian akan aktif sesuai jadwal pelaksanaan Asesmen Nasional di setiap jenjang pendidikan.

Untuk memulai mengerjakan silahkan login dengan cara KLIK Tautan berikut :

https://surveilingkunganbelajar.kemdikbud.go.id/login

Jika Anda bertugas di lebih dari satu satuan pendidikan, pastikan Anda mengisi survei lingkungan belajar untuk setiap tempat penugasan

Kendala selama proses pengisian dapat disampaikan ke tim helpdesk Asesmen Nasional melalui proktor/operator satuan pendidikan

Sumber Berita :
https://dashboardslb.kemdikbud.go.id/login


***

Jumat, 12 September 2025

Presentasi Praktik Baik On the Job Training (OJT)

Presentasi Praktik Baik  
On the Job Training (OJT)


1. Latar Belakang

On the Job Training (OJT) merupakan bagian penting dari program pengembangan kompetensi guru yang berfokus pada praktik nyata di lapangan. Melalui kegiatan ini, guru diberikan kesempatan untuk:
  • Mengimplementasikan strategi pembelajaran yang telah dipelajari pada tahap In Service Training 1.
  • Melakukan refleksi pembelajaran melalui tiga sesi kegiatan, yaitu:
  1. Video Pembelajaran
  2. Open Class
  3. Peer Teaching
  • Mengidentifikasi tantangan yang muncul dalam proses pembelajaran serta menemukan solusi inovatif.
  • Mendokumentasikan praktik baik (best practices) yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas pembelajaran.

2. Sesi 1: Video Pembelajaran

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan guru mampu mengembangkan kompetensi pedagogik, memanfaatkan teknologi, serta menerapkan pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, dan berpusat pada peserta didik.

Pada sesi pertama, yaitu Video Pembelajaran, saya melaksanakan pembuatan media ajar berbentuk video yang disesuaikan dengan materi pembelajaran. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menghadirkan pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan dapat diakses kembali oleh siswa kapan saja.

Dalam pelaksanaannya, saya menghadapi beberapa tantangan, antara lain keterbatasan waktu produksi dan keterampilan dalam melakukan editing video. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan aplikasi editing sederhana serta melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat untuk saling membantu.

Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini cukup signifikan. Video pembelajaran mampu meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti materi, serta dapat dijadikan arsip digital yang bermanfaat untuk pembelajaran berkelanjutan. Dengan demikian, sesi ini memberikan pengalaman berharga dalam pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran.

3. Sesi 2: Open Class

Pada sesi kedua, yaitu Open Class, saya melaksanakan pembelajaran terbuka yang melibatkan observer dari rekan sejawat. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memberikan ruang transparansi, kolaborasi, serta memperoleh masukan langsung mengenai strategi pembelajaran yang diterapkan di kelas.

Dalam pelaksanaannya, saya menghadapi tantangan berupa keterbatasan waktu pembelajaran dan sikap sebagian siswa yang masih pasif dalam berdiskusi maupun bertanya. Untuk mengatasi hal ini, saya menerapkan solusi berupa penggunaan pertanyaan pemantik di awal kegiatan, pembentukan kelompok belajar yang heterogen, serta pemilihan fokus materi inti agar tetap sesuai dengan alokasi waktu.

Hasil dari pelaksanaan sesi ini menunjukkan capaian yang cukup baik. Siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam bertanya maupun berpendapat, sementara guru memperoleh masukan berharga dari observer untuk pengembangan metode pembelajaran ke depannya.

4. Sesi 3: Peer Teaching

Pada sesi ketiga, yaitu Peer Teaching, saya melaksanakan praktik mengajar di hadapan rekan sejawat. Kegiatan ini bertujuan memberikan kesempatan untuk melatih keterampilan mengajar, memperoleh umpan balik langsung, serta menguji efektivitas rencana pembelajaran yang telah disusun.

Dalam pelaksanaannya, saya menghadapi tantangan berupa rasa gugup ketika mengajar di depan sejawat dan keterbatasan variasi metode yang digunakan. Untuk mengatasi hal ini, saya melakukan solusi berupa latihan mengajar sebelumnya, menyiapkan media interaktif yang mendukung pemahaman siswa, serta menyusun skenario pembelajaran yang lebih detail.

Dari kegiatan ini, saya memperoleh capaian berupa peningkatan kepercayaan diri dalam mengajar, serta masukan konstruktif dari rekan sejawat yang sangat bermanfaat untuk pengembangan pembelajaran ke depan. Dengan demikian, sesi peer teaching menjadi sarana refleksi sekaligus perbaikan strategi mengajar.

5. Praktik Baik (Best Practices)

Selama pelaksanaan On the Job Training (OJT), terdapat beberapa praktik baik yang berhasil diterapkan dan memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran.

Pertama, pemanfaatan media digital interaktif mampu meningkatkan minat dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar, serta membuat pembelajaran lebih variatif. Kedua, kolaborasi guru-siswa berjalan lebih optimal melalui diskusi kelompok dan pembelajaran berbasis proyek. Ketiga, refleksi bersama sejawat menjadi sarana untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan pembelajaran secara objektif, sehingga guru mendapatkan masukan berharga.

Selain itu, pendekatan diferensiasi sesuai kebutuhan siswa berhasil membantu menyesuaikan materi dengan tingkat kemampuan dan gaya belajar yang berbeda. Terakhir, pengelolaan waktu lebih efektif mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan alokasi yang tersedia.

Dengan adanya praktik baik ini, proses pembelajaran menjadi lebih bermakna, relevan, dan berpusat pada peserta didik.

6. Revisi Rencana Pembelajaran

Berdasarkan hasil refleksi dari tiga sesi OJT, saya melakukan revisi rencana pembelajaran agar lebih efektif, relevan, dan sesuai kebutuhan siswa.

Pertama, tujuan pembelajaran diperjelas agar lebih spesifik, terukur, dan mudah dievaluasi. Kedua, kegiatan pembelajaran dirancang lebih variatif serta berpusat pada siswa, dengan menekankan aktivitas kolaboratif dan partisipatif. Ketiga, pemanfaatan media digital dioptimalkan, baik untuk presentasi, video pembelajaran, maupun latihan interaktif.

Selain itu, saya menambahkan ice breaking dan strategi motivasi di awal pembelajaran untuk membangun suasana kelas yang lebih kondusif. Terakhir, evaluasi formatif dan refleksi siswa ditempatkan di setiap akhir pembelajaran agar guru memperoleh umpan balik langsung terkait pemahaman dan pengalaman belajar siswa.

Dengan revisi ini, rencana pembelajaran diharapkan dapat lebih mendukung ketercapaian kompetensi sekaligus meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.

7. Kesimpulan

Pelaksanaan On the Job Training (OJT) telah memberikan pengalaman yang berharga dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesionalisme guru. Melalui tiga sesi utama-Video Pembelajaran, Open Class, dan Peer Teaching-saya memperoleh kesempatan untuk mencoba strategi pembelajaran inovatif, menghadapi tantangan nyata, serta menemukan solusi yang relevan dengan konteks kelas.

Selain itu, praktik baik yang berhasil diterapkan, seperti pemanfaatan media digital interaktif, kolaborasi guru-siswa, refleksi bersama sejawat, dan pengelolaan waktu yang lebih efektif, menjadi bekal penting dalam pengembangan pembelajaran ke depan. Revisi rencana pembelajaran juga menjadi langkah konkret untuk memperbaiki kualitas proses belajar agar lebih terukur, relevan, dan berpusat pada peserta didik.

Dengan demikian, OJT bukan hanya sekadar kegiatan pelatihan, tetapi juga sarana refleksi, kolaborasi, dan inovasi. Harapannya, seluruh pengalaman dan praktik baik ini dapat memberikan dampak positif bagi siswa, sekolah, serta komunitas pendidikan yang lebih luas.


  ***

Kegiatan Jumat Literasi di Sekolah



Pada hari Jumat, 12 September 2025, SMP Negeri 3 Songgon melaksanakan kegiatan rutin Jumat Karakter dengan tema Jumat Literasi. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat baca, menyalurkan kreativitas, serta meningkatkan kemampuan literasi peserta didik melalui kegiatan yang variatif dan menyenangkan.

📍 Tempat Kegiatan:
  • Ruang Aula untuk kelas VII dan VIII
  • Halaman Sekolah untuk kelas IX
👩‍🏫 Pembina Kegiatan:
  • Kelas VII & VIII: Ibu Aris Setyorini, S.Pd dan Bapak Abduk Haris Hairu, S.Kom
  • Kelas IX: Ibu Della Gusfitriana, S.Pd dan Ibu Anita Devie Puspitasari, SE
Rangkaian Kegiatan:

Kelas VII dan VIII
Peserta didik diarahkan untuk membuat puisi dengan tema bebas. Melalui bimbingan pembina, siswa menuangkan ide dan perasaan mereka dalam bentuk karya sastra sederhana. Kegiatan ini melatih keterampilan menulis, memperkaya kosakata, sekaligus menumbuhkan rasa estetika terhadap bahasa.

Kelas IX
Peserta didik mengikuti kegiatan membuat vlog yang berisi hasil rangkuman dari buku yang mereka baca di Perpustakaan Sekolah. Dengan memanfaatkan teknologi, siswa belajar bagaimana menyampaikan gagasan melalui media digital sekaligus meningkatkan kepercayaan diri dalam berbicara di depan kamera.

Kesimpulan:
Kegiatan Jumat Karakter dengan tema Jumat Literasi di SMP Negeri 3 Songgon berjalan lancar dan penuh antusiasme. Peserta didik tidak hanya belajar menulis dan membaca, tetapi juga mengasah kemampuan komunikasi, berpikir kreatif, serta memanfaatkan literasi digital.

Melalui kegiatan ini diharapkan siswa semakin mencintai literasi, terbiasa mengekspresikan diri, dan siap menghadapi tantangan zaman dengan bekal keterampilan yang memadai.

***

Kamis, 11 September 2025

Berbagi Praktik Baik & Revisi Rencana Pembelajaran

LAPORAN
On the Job Training
Berbagi Praktik Baik & Revisi Rencana Pembelajaran


A. Pendahuluan
Kegiatan On the Job Training (OJT) merupakan bagian penting dalam pengembangan profesionalisme guru. Program ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang nyata melalui praktik langsung di kelas, sehingga guru dapat meningkatkan keterampilan pedagogik, inovasi pembelajaran, serta kemampuan refleksi diri.

Dalam pelaksanaannya, OJT terdiri atas tiga sesi utama, yaitu Video Pembelajaran, Open Class, dan Peer Teaching. Setiap sesi memberikan kesempatan bagi guru untuk:
  • Merancang dan memanfaatkan media pembelajaran digital.
  • Melaksanakan pembelajaran kolaboratif yang diamati serta dievaluasi.
  • Melatih keterampilan mengajar secara lebih percaya diri di hadapan rekan sejawat.
Melalui kegiatan ini, guru tidak hanya berlatih mengimplementasikan rencana pembelajaran, tetapi juga belajar mengatasi berbagai tantangan, menemukan solusi inovatif, serta memperbaiki strategi agar lebih sesuai dengan kebutuhan siswa. Hasil dari proses ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus memberi kontribusi positif bagi pengembangan sekolah sebagai komunitas belajar.


B. Laporan Pelaksanaan 3 Sesi Pembelajaran
1. Sesi 1: Video Pembelajaran
Pelaksanaan
Guru menyusun dan membuat video pembelajaran sesuai dengan materi ajar yang telah direncanakan. Video ini kemudian digunakan sebagai bahan ajar tambahan yang dapat diakses siswa secara fleksibel, baik di dalam maupun di luar kelas.

Tantangan
  • Keterbatasan keterampilan teknis dalam proses editing video.
  • Keterbatasan perangkat dan waktu dalam pembuatan konten yang sesuai standar.
Solusi
  • Menggunakan aplikasi editing sederhana yang mudah dipelajari.
  • Membagi peran dengan rekan sejawat, misalnya ada yang fokus pada pembuatan materi, ada yang menangani teknis.
  • Menyusun storyboard sederhana agar proses pembuatan lebih terarah.
Capaian
  • Video pembelajaran berhasil menarik perhatian siswa dan memudahkan mereka memahami materi.
  • Materi dalam bentuk video dapat digunakan kembali sebagai arsip digital serta sumber belajar mandiri.
  • Meningkatkan motivasi belajar siswa karena media pembelajaran lebih variatif.
Dokumentasi Kegiatan Video Pembelajaran 

On The Job Training 1 
"Implementasi Real Teaching di Kelas"

2. Sesi 2: Open Class
Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran terbuka yang dihadiri oleh rekan sejawat sebagai observer. Pada sesi ini, metode pembelajaran kolaboratif diterapkan dengan mengajak siswa bekerja dalam kelompok, berdiskusi, serta mempresentasikan hasil kerja mereka.

Tantangan
  • Keterbatasan waktu untuk menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran.
  • Beberapa siswa masih pasif dan kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat.
  • Perlu pengaturan kelas yang lebih baik agar diskusi berjalan efektif.
Solusi
  • Menentukan prioritas materi inti yang wajib disampaikan.
  • Memberikan stimulus berupa pertanyaan pemantik untuk mendorong siswa aktif.
  • Membagi kelompok dengan komposisi heterogen agar siswa saling membantu.
  • Mengatur alokasi waktu dengan lebih disiplin sesuai skenario pembelajaran.
Capaian
  • Siswa terlihat lebih aktif bertanya, berdiskusi, dan berani menyampaikan pendapat di depan kelas.
  • Guru mendapatkan masukan konstruktif dari observer terkait strategi pembelajaran dan pengelolaan kelas.
  • Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif dan menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan.
Dokumentasi Kegiatan Open Class

On The Job Training 2 
"Implementasi Real Teaching di Kelas"


3. Sesi 3: Peer Teaching
Guru melaksanakan praktik mengajar di hadapan rekan sejawat (peer teaching) dengan skenario pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pada sesi ini, guru berlatih menerapkan metode pembelajaran inovatif, memanfaatkan media digital, serta mengelola kelas secara efektif.

Tantangan
  • Perasaan gugup dan kurang percaya diri saat mengajar di hadapan sesama guru.
  • Keterbatasan variasi metode sehingga ada risiko pembelajaran berjalan monoton.
  • Kesulitan dalam menjaga keseimbangan antara penjelasan guru dan aktivitas siswa.
Solusi
  • Melakukan latihan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan peer teaching.
  • Menyiapkan media pembelajaran interaktif (slide, video, atau aplikasi edukatif).
  • Menyusun skenario pembelajaran dengan detail agar alur kegiatan lebih terarah.
  • Mengatur strategi komunikasi agar lebih percaya diri dan fokus pada tujuan pembelajaran.
Capaian
  • Guru mampu melaksanakan pembelajaran dengan lebih percaya diri dan tenang.
  • Interaksi antara guru dan “siswa” (rekan sejawat) terjalin baik, menunjukkan simulasi pembelajaran yang hidup.
  • Mendapatkan masukan yang konstruktif dari rekan sejawat untuk perbaikan lebih lanjut.
  • Meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola kelas dan memanfaatkan media pembelajaran.
Dokumentasi Kegiatan Peer Teaching


On The Job Training 3
Melaksanakan praktik mengajar di hadapan rekan sejawat dan fasilitator
(Kelompok 3_Batch 2 Banyuwangi_3)


C. Berbagi Praktik Baik (Best Practices)
Selama pelaksanaan On the Job Training (OJT), terdapat beberapa praktik baik yang berhasil diterapkan dan terbukti memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran, antara lain:

1. Pemanfaatan Media Digital
Menggunakan video pembelajaran, slide interaktif, dan aplikasi pendukung untuk menarik perhatian siswa serta memperkaya sumber belajar.

2. Kolaborasi Guru dan Siswa
Menerapkan diskusi kelompok kecil dan presentasi hasil kerja yang membuat siswa lebih aktif dan saling mendukung.

3. Refleksi Bersama
Melibatkan rekan sejawat dalam memberikan masukan konstruktif melalui sesi open class dan peer teaching sehingga guru lebih mudah memperbaiki strategi.

4. Pendekatan Diferensiasi
Menyesuaikan metode pembelajaran dengan kemampuan dan kebutuhan siswa yang beragam, sehingga semua siswa bisa terlibat aktif sesuai potensinya.

5. Pengelolaan Waktu yang Lebih Efektif
Menetapkan prioritas materi inti dan mengatur alokasi waktu antara penjelasan guru serta aktivitas siswa agar pembelajaran berjalan seimbang.

6. Peningkatan Kepercayaan Diri Guru
Melalui peer teaching, guru semakin terlatih untuk tampil percaya diri, kreatif, dan komunikatif dalam mengelola kelas.


D. Revisi Rencana Pembelajaran
Berdasarkan hasil refleksi dan masukan dari pelaksanaan tiga sesi On the Job Training (OJT), terdapat beberapa perbaikan dalam rencana pembelajaran agar lebih efektif, kontekstual, dan relevan dengan kebutuhan siswa, yaitu sebagai berikut:

1. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran ditulis lebih spesifik, terukur, dan sesuai dengan capaian pembelajaran.

2. Kegiatan Pembelajaran yang Lebih Variatif
Menambahkan aktivitas yang berpusat pada siswa (student-centered learning) seperti diskusi kelompok, role play, dan project sederhana.

3. Penggunaan Media Pembelajaran
Mengoptimalkan media digital interaktif (video, presentasi, aplikasi edukasi) agar siswa lebih terlibat aktif.

4. Penyisipan Ice Breaking dan Motivasi
Memberikan aktivitas singkat di awal pembelajaran untuk membangun semangat dan fokus siswa.

5. Pengelolaan Waktu
Mengatur alokasi waktu yang seimbang antara penjelasan guru, diskusi, latihan, dan refleksi siswa.

6. Evaluasi dan Refleksi Siswa
Menambahkan kegiatan refleksi di akhir pembelajaran agar siswa dapat menilai pemahamannya sendiri serta memberikan umpan balik untuk guru.

7. Kontekstualisasi Materi
Mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa agar lebih bermakna dan mudah dipahami.


E. Penutup
Kegiatan On the Job Training ini memberikan kesempatan yang sangat berharga untuk mengasah kompetensi guru dalam merancang, melaksanakan, dan merefleksikan proses pembelajaran. Melalui tiga sesi utama-Video Pembelajaran, Open Class, dan Peer Teaching-guru tidak hanya berlatih mengajar, tetapi juga belajar berkolaborasi, beradaptasi, dan berinovasi sesuai kebutuhan kelas.

Tantangan yang dihadapi selama proses ini menjadi pengalaman berharga untuk terus memperbaiki strategi pembelajaran, sementara praktik baik yang diperoleh diharapkan dapat menginspirasi rekan sejawat dalam menciptakan pembelajaran yang lebih kreatif, efektif, dan bermakna.

Akhirnya, semoga laporan, praktik baik, dan revisi rencana pembelajaran ini dapat menjadi bukti nyata perkembangan profesionalisme guru serta kontribusi positif bagi peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

***

Kegiatan On the Job Training (OJT) 3

Kegiatan On the Job Training (OJT) 3 dalam rangkaian Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) Kabupaten Banyuwangi dilaksanakan pada Rabu-Kamis, 10-11 September 2025 bertempat di SMP Negeri 3 Rojogampi. Acara dimulai tepat pukul 08.00 WIB dan berlangsung hingga 16.00 WIB setiap harinya. Agenda ini merupakan tahapan lanjutan dari pelatihan In1, dengan fokus pada praktik implementasi, peer teaching, serta penyusunan rencana tindak lanjut.

Hari pertama (Rabu, 10 September 2025) diikuti oleh peserta dari SMP Kabupaten Banyuwangi 1, sedangkan hari kedua (Kamis, 11 September 2025) diikuti oleh peserta dari SMP Kabupaten Banyuwangi 2 dan 3.

Sesi Observasi dan Presentasi. Salah satu momen penting dalam OJT 3 adalah sesi observasi. Peserta dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil proyek atau rancangan pembelajaran mereka secara bergiliran. Presentasi ini sekaligus menjadi ajang observasi silang dari kelompok lain, di mana setiap kelompok diminta memberikan tanggapan, masukan, maupun refleksi terhadap presentasi rekan mereka.

Suasana presentasi berlangsung cair, interaktif, dan saling melengkapi. Guru-guru tampak terbuka menerima umpan balik, bahkan saling berbagi pengalaman praktis dari kelas masing-masing. Diskusi tidak hanya memperkaya isi proyek yang dipresentasikan, tetapi juga memperluas wawasan semua peserta tentang berbagai kemungkinan penerapan koding dan kecerdasan artifisial dalam pembelajaran.

Refleksi dan Rencana Tindak Lanjut
Selain observasi, fasilitator juga mengarahkan peserta untuk melakukan refleksi mendalam terhadap hasil kerja kelompok. Dari proses ini, peserta kemudian menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang akan diimplementasikan di sekolah masing-masing. Refleksi bersama menegaskan pentingnya kolaborasi, kreativitas, dan keberanian mencoba hal baru di kelas.

Penutup
Secara keseluruhan, OJT 3 Pelatihan KKA Kabupaten Banyuwangi berlangsung dengan sukses. Melalui sesi observasi, peer teaching, dan refleksi bersama, para guru tidak hanya mendapat pengalaman praktik, tetapi juga belajar saling memberi masukan dengan semangat kolektif. 
Kegiatan ini semakin menguatkan komitmen para peserta untuk menjadi agen transformasi digital di sekolah, sekaligus menjawab tantangan pembelajaran abad 21.


***